PEMERINTAHAN

Pemerintah Siapkan Strategi Penyerapan Gabah dan Beras Menjelang Panen Raya

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa Pemerintah terus mempersiapkan diri dan merumuskan strategi untuk menyerap gabah dan beras lebih baik menjelang panen raya. Arief, dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Medan, Sumatera Utara, Selasa kemarin, menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto sangat fokus dalam menghadapi panen raya tahun 2025 dengan komitmen penuh dari Perum Bulog untuk menyerap hasil panen. “Kita percaya produksi beras tahun ini akan meningkat secara signifikan. Kita semua harus berusaha agar Bulog dapat optimal dalam menyerap hasil panen petani kita. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras juga harus diperjuangkan bersama,” ujar Arief dalam keterangan resminya di Jakarta.

Arief optimis bahwa produksi padi akan meningkat tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan adanya penyerapan oleh Perum Bulog, stok tersebut bisa digunakan untuk intervensi pasar dan program pemerintah bagi masyarakat. “Kita harus memastikan nasib petani terjaga dengan penyerapan yang optimal agar harga gabah tidak turun,” tambahnya. Data Kerangka Sampel Area (KSA) dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan proyeksi produksi beras dalam tiga bulan pertama tahun 2025 diperkirakan mencapai total sekitar 8,59 juta ton, dengan rincian 1,31 juta ton pada Januari, 2,08 juta ton pada Februari, dan 5,20 juta ton pada Maret. Jika proyeksi ini tercapai, maka produksi beras akan mengalami peningkatan hingga 50,97 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Saat produksi meningkat, kita harus memperhatikan seluruh rantai distribusi. Stabilitas inflasi saat ini sangat baik. Nilai tukar petani juga terjaga dengan baik. Mari kita semua perhatikan pesan Menko Pangan agar petani dan peternak kita tidak mengalami kerugian, terutama saat panen raya. Ini menjadi tanggung jawab kita semua,” ujar Arief. Terkait dengan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP), data BPS menunjukkan bahwa NTPP selalu berada di atas 100 poin selama dua tahun terakhir saat panen raya. Pada puncak panen raya tahun 2023 dan 2024, NTPP berada di atas 100 poin.

“NTPP yang stabil harus kita pertahankan, terutama saat panen raya. Mari kita semua bekerja sama untuk menjaga stabilitas ini,” tambah Arief. Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menentukan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras, serta Harga Acuan Pembelian (HAP) jagung. “Dekatnya waktu panen raya, baik beras maupun jagung, membuat kebijakan HPP gabah dan beras menjadi Rp6.500 per kilogram dan HAP jagung Rp5.500 per kilogram. Bulog akan menyerap, namun kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan,” kata Zulhas.

Menko Pangan juga menekankan pentingnya peran gubernur dan bupati dalam mendukung penyerapan gabah dan jagung petani yang akan panen pada bulan Februari, Maret, dan April. “Kita harus siap dan bekerja sama untuk menyerap gabah agar harga tetap stabil dan petani tidak merugi saat panen raya dalam 2-3 bulan ke depan,” ucap Menko Zulhas. Ia juga mengajak pimpinan daerah untuk bersatu dalam mensukseskan program pemerintah demi mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dalam waktu dekat.

Dengan kerjasama yang solid dan komitmen yang kuat, Pemerintah yakin dapat menghadapi tantangan panen raya dengan sukses. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani, sehingga Indonesia dapat terus maju sebagai negara agraris yang mandiri dan berdaya saing. Semoga upaya bersama ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi seluruh lapisan masyarakat dan membawa kemakmuran bagi bangsa Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *