Mendag Budi Tekankan Perdagangan dan Investasi Antara Indonesia-Hongkong dalam Pertemuan Bilateral
Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia (RI) Budi Santoso menekankan betapa pentingnya untuk memanfaatkan potensi perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Hongkong melalui kerja sama yang konstruktif. Beliau juga berharap agar minat investor Hongkong di sektor-sektor berorientasi ekspor, seperti kesehatan, makanan, dan perikanan, terus meningkat.
“Kerja sama yang konstruktif antara Indonesia dan Hongkong dapat membantu mengoptimalkan potensi perdagangan kedua negara. Kami juga berharap agar investor Hongkong dapat melirik sektor-sektor berorientasi ekspor, seperti kesehatan, makanan, dan perikanan,” ujar Budi dalam siaran pers yang dikutip dari laman resmi kemendag.go.id pada Jumat (15/11/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Budi saat bertemu dengan Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hongkong, Algernon Yau, di Lima, Peru pada Jumat (15/11/2024). Dalam pertemuan tersebut, Budi didampingi oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono.
Budi juga memberikan apresiasi terhadap bantuan teknis dan program peningkatan kapasitas yang diberikan oleh Hongkong melalui kerja sama ekonomi dan teknis (ecotech) dalam kerangka Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Hongkong, Tiongkok (AHKFTA). Beliau menyatakan bahwa Indonesia sangat mendukung kelanjutan program tersebut hingga tahun 2029.
“Indonesia sangat mengapresiasi program ini yang telah berhasil dalam memperkuat kapasitas pemangku kepentingan serta membangun hubungan antara usaha kecil dan menengah (UKM) dan pejabat dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) maupun Hongkong,” tambah Budi.
Hongkong juga menawarkan program beasiswa di bidang sains, arsitektur, akuntansi, dan hukum di lima universitas terkemuka di Hongkong. Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan beasiswa ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dari bulan Januari hingga September 2024, total perdagangan antara Indonesia dan Hongkong mencapai 4,14 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Ekspor Indonesia tercatat sebesar 1,98 miliar dolar AS, sementara impor dari Hongkong mencapai 2,16 miliar dolar AS. Pada tahun 2023, total perdagangan antara kedua negara mencapai 5,18 miliar dolar AS.
Dengan adanya surplus perdagangan sebesar 120 juta dolar AS, Indonesia mencatatkan posisi yang menguntungkan dalam hubungan perdagangan dengan Hongkong. Komoditas utama ekspor Indonesia ke Hongkong meliputi perhiasan, batu bara, emas, dan mesin listrik, sedangkan komoditas impor utama dari Hongkong adalah emas, bagian aparatus transmisi, sisa dan skrap besi, serta kain rajutan.
Investasi Hongkong di Indonesia juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2023, nilai investasi mencapai 6,5 miliar dolar AS, meningkat 17,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan kerja sama yang terus ditingkatkan antara Indonesia dan Hongkong, diharapkan hubungan kedua negara akan semakin berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak.